Untuk Bertahan Hidup Mbah Marinten Harus Mulung dari Malam Hingga Pagi, Uang Rp 15 Ribu Pernah Digunakan Untuk Makan Seminggu

 

Ketidakberdayaan diri serta tidak adanya tempat untuk berlindung, membuat Mbah Marinten mau tidak mau tetap harus bekerja walau usia dan fisik tidak mendukung.

Usia yang sudah mencapai 78 tahun tentu sudah tidak layak bekerja lagi. Namun apa daya, kondisi kehidupannya yang serba kekurangan serta hidup sebatang kara mendorongnya untuk mencari nafkah sebagai pemulung.

Dilansir diadona.id, setiap hari Mbah Minten memulai aktivitas mulungnya dari jam 8 pagi dan baru akan selesai pada pukul 3 subuh. Itu pun, belum tentu semua sampah yang dikumpulkannya dibeli.

Kalaupun dibeli, pendapatannya yang diterimanya hanya sebesar Rp 15 ribu per hari.

Bahkan pernah selama satu minggu sampah-sampahnya tidak dibeli, hingga membuat dia hanya bergantung dengan Rp 15 ribu selama sepekan.

“Kadang 15 ribu itu Nenek simpen buat makan seminggu. Namanya juga pemulung, kalau belum dapat upah ya harus hemat makannya walaupun lagi sakit tetep harus kerja,” tuturnya lirih.

Mbah Minten sebelumnya hidup berdua bersama suami tercintanya, tepatnya 20 tahun lalu.

Penyakit TBC yang menyerang tubuh suaminya membuat sang suami meninggal dunia, dan sejak itu Mbah Minten melanjutkan kehidupan dengan seorang diri.

Iklan Atas Artikel



Iklan Tengah Artikel 1


Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel