Komnas PA Ungkap 93,7 Persen Siswi SMP dan SMA di Depok Sudah 'Dicoblos'
Rabu, 28 April 2021
"Kami sudah umumkan survei lima tahun lalu bahwa sebanyak 93,7 persen siswi SMP dan SMA di Kota Depok mengaku sudah tidak perawan. Jadi apa yang diungkapkan Bu Nur Azizah itu mendekati kebenaran," ujar Ketua Komnas PA, Ariet Merdeka Sirait dengan sejumlah wartawan di Kota Depok, Rabu (23/12).
Menurut Arist, dari angka 93,7 persen tersebut, sebanyak 61,2 persen di antaranya mengaku memilih aborsi atau menggugurkan kandungan. "Survei di beberapa wilayah dengan sampling sekira 4.700 siswi SMP dan SMA. Jadi jika diturunkan persentase itu atau yang dilansir di Kota Depok itu dibenarkan dengan angka itu," tegasnya.
Dia mengutarakan, angka persentase yang dikatakan Nur Azizah yakni 70 peren itu mirip dengan data Komnas PA. "Hanya memang jumlah samplingnya berbeda. Dari data kami, bahkan 97 persen lebih itu mengaku pernah nonton pornografi. Jadi perilaku seks remaja di Kota Depok itu sesuai angka-angka itu. Makanya perlu diantisipasi. Hasil survei tersebut sangat miris dan mengerikan bagi masa depan anak," jelas Arist.
Untuk itu, lanjut Arist, pihaknya selalu mengkritik klaim Kota Depok sebagai Kota Layak Anak dengan beragam penghargaan yang diraih Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. "Faktanya Kota Depok tidak layak anak, tapi selalu dibantah. Apalah gunanya mengatakan, Depok Kota Layak Anak, Kota Ramah Anak dan sebagainya tapi perilaku penyimpangan seks anak dan korban kekerasan anak masih banyak terjadi," tuturnya.
Arist menegaskan, dengan temuan tersebut, maka kasus kekerasan terhadap anak di Kota Depok bukan lagi pada level darurat namun sudah masuk kategori abnormal.
"Kami berharap Pemkot Depok bersungguh-sungguh mengurus dan memperhatikan masa depan anak-anak, jangan hanya mengejar penghargaan saja. Jangan ada lagi kekerasan terhadap anak, jangan ada lagi anak-anak jadi pengemis dan anak jalanan. Cegah pergaulan seks bebas di kalangan anak-anak," harapnya.