Api Abadi Sunan Kalijaga Padam Sudah 6 Bulan, Pertanda Apa?

Lokasi Api Abadi Mrapen.
API abadi Mrapen yang diyakini sudah ditemukan sejak zaman Sunan Kalijaga padam. Setidaknya dalam waktu 6 bulan terakhir.
Api abadi ini, biasanya digunakan sebagai sumber untuk pengambilan api obor Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga peringatan Hari Raya Waisak.
Api Abadi Mrapen yang padam ini, merupakan fenomena alami. Dan terus diselidiki apa yang menjadi penyebab tidak lagi menyala sejak September 2020.
Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, pihaknya berupaya melakukan berbagai langkah untuk menyalakan api di Mrapen.
“Kami secara teknis, berupaya keras dari bulan Februari, Maret, April. Atas petunjuk dan dukungan kuat dari Bapak Gubernur (Ganjar Pranowo),” kata Sujarwanto di kantornya di Madukoro, Semarang, Senin (19/4).
Dinas ESDM Jateng di antaranya melakukan upaya teknis mencari cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas, volume gasnya yang dapat ditemukan melalui pendugaan di bawah permukaan.
Selain juga melalui pemetaan geologi permukaan, dan pengukuran geolistrik tiga dimensi ke bawah yang bertujuan untuk meyakini sekali lagi adanya sumber reservoir, yang menjebakkan gas di bawah permukaan tanah.
Reservoir adalah tempat menyimpan barang-barang cadangan seperti air dan bahan bakar gas.
“Akhirnya kita meyakini cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas. Dari proses itu lalu kita melakukan pemboran yang pemborannya bersifat ekplorasi,” jelasnya.
Dari situlah, ESDM meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya terorientasi kembali ke satu titik bor. Kemudian, pihaknya membersihkan sumur bor kedua karena memang memiliki tekanan yang tinggi. Sehingga, reservoirnya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat.
“Inilah yang kemudian di dalam kawasan Api Abadi Mrapen itu, kita yakini nanti bakal akan hidup lagi,” tuturnya.
Sujarwanto menerangkan, Api Abadi Mrapen adalah fenomena dari gas alam yang secara alamiah menembus permukaan dan terbakar.
Akumulasi gas yang terjadi di suatu tempat terjadi karena rangkaian panjang dari perjalanan sumber gas yang jauh dari permukaan bumi.
Di Godong (Kecamatan Godong) merupakan ujung barat ini, rupanya cukup dangkal sehingga gas itu berada di kantong yang tidak terlalu jauh dari permukaan bumi. Kemudian ada struktur yang membuat bocoran di permukaan yang mengakibatkan semburan gas yang terbakar itu.
Salah satu dugaan api tersebut padam karena banyak aktivitas pengeboran untuk mencari air bersih. Sehingga gas tersembur ke permukaan.
“Kami meminta dengan tegas agar tidak melakukan pengeboran air tanah tanpa izin, oleh perusahaan atau juru bor yang tidak kompeten. Jangan menganggap di bawah tanah selalu ada air tanah. Pemboran air di wilayah Grobogan-Blora berisiko terjadi semburan gas yang berisiko keselamatan jiwa dan lingkungan,” pungkasnya.