Demi Uang, Ayah Memaksanya MENlKAHl Kakek Tua. Siapa Sangka, Tiap Malam Kakek Lakukan Ini



Wanita ini bercerita. Saat usiaku 5 tahun, ayah memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuka usaha sendiri. Setelah beberapa tahun menjalankan perusahaan tersebut, usaha ayahku pun semakin maju. Aku hidup dengan sangat bahagia saat itu ditambah lagi nilaiku di sekolah juga lumayan baik.
Namun, saat aku duduk di bangku SMA kelas 2, hubungan ayah dan ibuku menjadi buruk. Aku sering mendengar mereka bertengkar, mengatakan kalau ada wanita lain dan sedang hamil, dan lain-lain.
Sampai suatu hari, saat ayah dan ibuku kembali bertengkar bahkan ayah sampai memukul ibuku dan menyebabkan ibu pergi dari rumah. Sejak itu, aku pun kehilangan ibuku selamanya karena ia mengalami kecelakaan lalu lintas.
2 minggu setelah kepergian ibuku, tiba-tiba seorang wanita hamil berusia 20an tahun datang ke rumahku. Ayah mengatakan kalau ia adalah ibu tiriku. Semenjak itu, aku pun mulai tidak mendapatkan perhatian lagi dari ayah. Ia sering pergi mabuk dan pulang malam.
Sementara aku, kematian ibuku membuat hatiku sangat hancur. Aku menjadi sering marah dan ayah membalas dengan membentakku dengan kata-kata kasar dan tak jarang ia juga memukulku. Aku sudah tidak lagi memiliki rasa aman dalam keluarga dan juga tak percaya lagi pada ayahku.


Referensi pihak ketiga
Setelah tamat SMA, aku kemudian melanjutkan kuliah di salah satu universitas terkemuka. Begitu lulus kuliah, ayah langsung menyuruhku untuk kembali ke rumah. Rupanya bukan tanpa alasan. Ternyata perusahaan ayahku saat itu sedang diambang kebangkrutan.
Ibu tiri kemudian menyuruhku untuk menikah dengan seorang lelaki tua, duda satu anak. Alasannya, lelaki tua itu bersedia menyuntikkan dana pada perusahaan ayahku jika aku bersedia menikah dengannya. Akhirnya, dengan hati yang hancur dan air mata yang tak berhenti mengalir, aku pun terpaksa menikah dengan lelaki tua itu.
Saat itu aku hanya berpikir, setelah menikah nanti aku akan langsung bunuh diri saja, lagian ibu yang paling menyayangiku juga sudah tidak ada. Namun, semuanya tak seperti yang kubayangkan. Lelaki tua itu ternyata sama sekali tidak bertindak keras padaku. Setiap malam sebelum kami tidur, suamiku selalu menyiapkan segelas susu, katanya supaya aku tidak menangis saat bermimpi. Ia juga masih memiliki seorang ibu di rumah dan juga sangat baik terhadapku
Setelah pernikahan kami berjalan beberapa bulan, aku tidak lagi membenci suamiku. Kebaikannya, kebaikan keluarganya, berhasil meluluhkan hatiku. Aku tak lagi membenci kepalanya yang botak, membenci perut buncitnya, dan membenci bau rokok badannya.
Aku menerima ia, termasuk menerima segelas susu hangat yang selalu ia siapkan sebelum tidur.


Referensi pihak ketiga
Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.


Sumber: erabaru.net

Iklan Atas Artikel



Iklan Tengah Artikel 1


Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel